Tak Ada Rotan, Hati Pun Jadi

Tak ada rotan, hati pun jadi

Karena kau pernah berkata bahwa hatiku terlampau lentur,
untuk lingkar dunia penuh partitur.

Kau bahkan bilang aku sanggup menganyam kehangatan,
untuk setiap titik beku hingga melebur.
Belum lagi lembutnya tatapan mataku,
dapat luluhkan kerasnya emosi menjadi bubur.

Padahal hatiku bukan akar pengganti rotan.
Aku tak sanggup menahan belukar yang tumbuh liar.
Apalagi sekam rapuh yang mudah disulut hingga terbakar.
Aku hanya seraut kayu rapuh yang tak lagi dibutuhkan.

Meraih remah-remah harapan tanpa guratan perjuangan.
Mencapai puncak tanpa serapah doa maupun gumaman.
Meski hatiku bukan pengganti rotan, ada garis senyuman.
Yang mungkin bisa buatmu bertahan, dari kerasnya kehidupan.

1 thought on “Tak Ada Rotan, Hati Pun Jadi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top