Merebaknya kisah para pendaki yang nyasar dan berakibat hilang gak ketemu, atau pas ketemu-ketemu udah tinggal nama doang, gue merumuskan sebuah formulasi mendaki gunung anti nyasar yang mungkin bisa diterapkan oleh semua jenis pendaki sekalian  yang bisa diliat di 17 Tipe Pendaki Yang Perlu Kamu Tahu.
Tips anti nyasar ini bersifat terbuka dan didapat dari pengamatan-pengamatan kecil gue aja, sekali lagi, karena kesempurnaan hanya milih Tuhan dan kekurangan milik bunda Dorce, kalau menurut ngana eke terlalu menggurui, mohon diingatkan. Kalau menurut ngana, ada yang kurang tolong ditambahkan. Kalau ngana mau ngasih sumbangan, silahkan kirim ke rek bank atas nama… #lah.
Wis ah, cuss disimak!
Pertama: Mendakilah sama orang yang udah pengalaman mendaki di gunung tujuan.Â
Ini penting, meskipun takdir di tangan Tuhan, seenggaknya kalau mendaki sama orang yang pengalaman naik gunung tujuan, keamanan lebih terjamin. Pengetahuan gunung tersebut paling nggak juga bisa membantu. At least, mendakilah sama orang yang jam terbang naik gunungnya udah mumpuni jadi bisa meminimalisir nyasar.
Kedua: Ikuti jalur resmi.
Ini penyebab sebagian besar pendaki-pendaki nyasar, yang, well, kadang sampai mati pula. Terkadang, biar keren, pendaki suka kepengen bikin jalur sendiri. Meskipun menantang, tapi kalau gak pengalaman dan gak komplit gear serta logistiknya, bahaya banget dan gak memenuhi kaidah #SafetyFirst! Selain itu, dengan mengikuti jalur resmi, mendaki jadi aman, tentram, dan fun.
Ketiga: Selalu observasi lingkungan sekitar.
Nah, ini basic banget. Meskipun gak bisa baca kompas (macam gue ini T.T), seenggaknya kemampuan observasi lingkungan dibutuhkan banget di sini. Sadar atau nggak, jalur itu jalur pendakian atau bukan, resmi atau bukan, udah ada tanda-tandanya. Misalnya: pohon yang diiket sama tali rafia, papan pendakian, papan tanda panah, pohon tumbang disengaja, hati patah yang disengaja, dan lain-lain.
https://www.instagram.com/p/3tHrS5C-5b/?taken-by=acentris
Keempat: Ikutin jejak.
Dari jaman SD kayaknya pas Pramuka kita udah diajarin mencari-cari jejak gitu kan ya? Bukan mencari pasangan hidup loh ya. Masih SD loh! MASIH SD! Pelajaran mencari jejak tadi bisa diaplikasikan di kegiatan mendaki gunung ini. Jejak yang ada di gunung pun banyak. Ada jejak kaki, ada jejak sampah…
Jejak sampah?? Iya iya, jejak sampah.
Gak munafik juga. Masih banyak memang pendaki-pendaki yang buang sampah sembarangan. Geregetan deh. Tapi, meskipun berat hati, gue harus bilang bahwa ada manfaatnya juga sih, selama ada sampah bertebaran (misalnya sampah permen/beng2/choki2/mie), artinya, jalur itu masih sering dilewatin pendaki.
Tapi tetep ya, JANGAN IKUT-IKUTAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. At least, jangan ikut-ikutan buang sampah sembarangan. Kalau perlu malah diangkutin itu sampah. Kamu gak mau kan kalau nanti udah putus sama pacar terus dibuang sembarangan? Errr….
Tetap lestarikan alam dan jaga kode etik pendaki.
Kelima: Ikuti kecepatan jalan teman serombongan.
Kalau memang kita merasa jalan kita lambat dan mudah lelah, JANGAN SUNGKAN buat minta berhenti istirahat, atau minta ditungguin. Penting banget ini! Jangan sampai kita jalan sendirian. Selain bisa kesasar, sifat manusia itu parnoan, bisa jadi kita heboh sendiri, yang tadinya mustinya baik-baik aja, malah jadi bisa kenapa-kenapa.
Keenam: Fokus.
Mendaki gunung itu melelahkan. Ini konsekuensinya buat orang yang hobi mendaki. Tapi kalau emang niat mendaki gunung, seharusnya sudah mempersiapkan mental, fisik, logistik, dan perlengkapannya. Nah, kalau udah mulai gak fokus karena kecapekan, jangan sungkan juga minta rombongan berhenti dan istirahat sejenak. Minum secukupnya, makan snack secukupnya, supaya kembali prima dan fokus lagi.
Terakhir: Berdoa dan positive thinking.
Terkadang mungkin saking asyiknya mau ketemu alam bebas. Mau muncak gunung. Mau keren-kerenan foto, kita suka lupa berdoa. Sekali lagi ini penting. Perkara percaya Tuhan atau gak, paling tidak, dengan berdoa seperti: “semoga pendakian ini baik-baik saja, lancar, dan aman” bisa kasih ketentraman di hati kita. Positive thinking juga perlu. Karena, terkadang apa yang kita pikirin malah bisa jadi nyata. Misal: “aduh, gw sanggup gak ya? gw nyasar gak ya?” malah bisa kejadian.
Begitulah.
Sedikit tips yang moga-moga aja bisa berguna untuk masa depan dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah.
Sekian dan terima jasa tentengan kondangan. Thanks
Take nothing but pictures.
Leave nothing but footprints.
Kill nothing but time.
Happy mountaineering!
21 thoughts on “7 Tips Mendaki Gunung Anti Nyasar”
Wow Tipsnya keren… Pengetahuan baru sebelum naik gunung… 😀
Gak asik juga kalo kesasar di pendakian, mau nanya sama siapa..
Makasih kakak sudah mampir… heheh… Iya, better mencegah daripada mengobati kan? hehe ^^
Tipsnya bagus, Mas Acen. Btw kalo pendaki pengen (maaf) BAB buangnya di mana ya? Saya belum pernah naik gunung. Terima kasih.
nice info =)
Terima kasih sudah mampir :3
tips tambahan…pake guide dijamin gak nyasar deh..;-)
Bisa mas! hahaha. makasih udah mampir anyway! :))
Tips nya mantap banget… Jadi ilmu berharga buat dipelajari 🙂
Wah, salam kenal loh bocahilang! :p Makasih udah mampir…
AJIB
SABI
Setuju banget sama tipsnya, jangan buang sampah sembarangan. Bawa sampah sampe tempat yg disediakan. Kalo bukan kita yg jaga dan ngerawat alam kita, siapa lagi…
kayak iklan ya mas… :p
Gw sering bgt ketinggalan rombongan,kalo.udah gitu paling y bnyak berdoa n tambah semangat biar bisa nyusul rombongan,sama inget rumah n klrga jdi ada motivasi bisa dpt jln kluar
gua bukan anak gunung , tipsnya berguna juga nih.. siapa tahu besok disasarin mantan ke gunung udah siap fisik, mental dan gunung
Wanjirrrr mantannhya niat banget hahahaha
cakep >..
Bingitsssss
ini baru mendidik
Tambah izin orang tua mas 🙂
mantap gan ngebantu banget